informasi menarik

Minggu, 29 Agustus 2010

Buruh pabrik mie sedap sholat duha bareng

GRESIK – Sekitar 8.000 buruh PT Karunia Alam Segar (KAS) menggelar aksi mogok kerja di halaman pabrik di Jalan Raya Sukomulyo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, Kamis (26/8). Mereka menuntut uang makan dan transportasi karena selama ini upah mereka di bawah upah minimum kabupaten (UMK) Gresik. Ribuan buruh produsen “Mie Sedaap” itu juga menuntut besaran tunjangan hari raya (THR) sesuai dengan masa kerja.
Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kimia Energi dan Pertambangan Minyak Gas Bumi dan Umum Kongres Serikat Pekerja (KEP-MBU KSP) PT KAS, Zainul Mubarok mengungkap, selama ini buruh tidak pernah menerima uang makan dan uang transpor. “Sebenarnya, kami sudah menuntut ini mulai bulan lalu (Juli), tapi pihak manajemen tidak pernah memberikan jawaban,” kata Zainul di sela demo. 
Berdasarkan perundingan antara perwakilan buruh dengan pihak manajemen kemarin, akhirnya perusahaan bersedia memberikan tunjangan secara proporsional atau berdasarkan masa kerja. Bagi buruh dengan masa kerja satu hingga dua tahun diberi THR satu kali gaji ditambah Rp 25 ribu. Buruh dengan masa kerja dua hingga lima tahun diberi satu bulan gaji plus Rp 50 ribu, dan untuk masa kerja lima tahun lebih mendapat satu kali gaji ditambah Rp 100 ribu. Sedangkan, bagi buruh yang bekerja kurang dari tiga bulan tidak mendapatkan jatah THR.
Selama ini para buruh PT KAS menerima gaji Rp 944 ribu per bulan, jauh dari UMK Gresik yang mencapai Rp 1,01 juta per bulan.  Karena itu mereka menuntut uang makan plus uang transportasi Rp 6.000 per hari. “Staf perusahaan diberi uang makan dan transport Rp 11 ribu per hari, tapi kami sama sekali tidak menerima tunjangan itu. Padahal, rata-rata dari kami telah bekerja di sini selama lima tahun,” ujar Zainul.
Dalam aksi itu buruh juga menuntut diberi THR sesuai dengan masa kerja. Selama ini manajemen “memukul rata” besaran tunjangan untuk hari raya ini tanpa memperhatikan masa kerja, yaitu satu kali gaji. “Jika demikian, kami merasa tidak dihargai,” lanjut Zainul.
Aksi demo dimulai saat pergantian kerja malam (shift III) dengan pagi (shift I). Ribuan buruh langsung berkumpul di pintu gerbang dan memblokade buruh lain yang ingin keluar. Sebaliknya, buruh shift I yang datang dan akan memulai kerja diminta masuk, tapi dilarang kerja. Praktis, hampir 8.000 buruh yang kerja di sembilan departemen tumplek di gerbang masuk. Akibatnya, kegiatan produksi “Mie Sedaap” lumpuh atau berhenti total.
Beberapa buruh menyita forklift untuk dipakai keliling dan membendung pintu gerbang. Bahkan, dua truk trailer dipalangkan di depan gerbang. Sebagian buruh yang berkumpul di gedung utama membuat keranda sebagai hadiah manajemen. Sekitar 50 buruh lainnya melakukan salat duha di depan gerbang agar tuntutan mereka dikabulkan pihak manajemen. sep

Tidak ada komentar:

Posting Komentar